Pada suatu hari Rasulullah Alaihi Wasallam bercerita kepada para sahabatnya tentang seorang pejuang dari Bani Israil yang bernama Sam’un.
Selama 1000 bulan atau delapan puluh tiga tahun ia tidak pernah meletakan senjata atau beristirahat dari perang Fii Sabillillah. ia hanya berperang dan berperang demi menegakkan agama Allah tanpa mengenal lelah.
Para sahabat ketika mendegar cerita tersebut, mereka merasa kecil hari dan merasa iri dengan amal ibadah dan perjuangan orang tersebut. Mereka ingin melakukan amal ibadah dan perjuangan yang sedemikian rupa, tapi bagaimana mungkin untuk melakukannya sedang umur kehidupan mereka jarang yang mencapai usia lebih dari enam puluh tahun atau tujuh puluh tahun.
Di dalam hadist disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: “Usia ummatku sekitar enampuluh tahun atau tujuh puluh tahun“. karena itulah mereka bersedih dan kecil hati.
Ketika para sahabat sedang berfikir dan merenungkan tentang hal tersebut, dimana merasa kecil hati karena tidak mungkin berbuat hal yang telah diperbuat oleh Bani Israil yang telah disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, maka datanglah malaikat Jibril kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam membawa wahyu dan kabar gembira kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya.
Berkata malaikat Jibril Alaihis Salaam:” Allah Subhanahu Wa Ta’aala menurungkan kepadamu ya Rasulullah surat Al Qadr, dimana di dalamnya terdapat kabar gembira untukmu dan ummatmu, dimana Allah menurunkan malam Lailatul Qadr, dimana orang yang beramal pada malam Lailatul Qadr mendapatkan pahala lebih baik dan lebih besar dari pada seribu bulan. Maka amal ibadah yang di kerjakan ummatmu pada malam lailatul Qadr lebih baik dari pada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil yang beribadah selama delapan puluh tiga tahun“.
Lalu malaikat Jibril membacakan surat Al Qadr yang artinya: ” Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemulian (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apa amalam kemuliaan, malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malikat dan ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar“.
Maka dengan turunnya wahyu tersebut yang penuh dengan kabar gembira, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya merasa senang dan gembira dengan adanya Lailatul Qadr.
0 ulasan:
Catat Ulasan